Jamrud page



Slam Music Galery


Jamrud Personel

JAMRUD

DARI BANDUNG- Kelompok "Jamrud" dari Bandung tampil dengan musik rock yang segar. Grup ini didukung oleh (dari kiri) Krisyanto (vokal), Azis M. Siagian (gitar utama), Ricky Teddy (bas), Fitrah Alamsyah (gitar) dan Sandy Handoko (dram)

KELOMPOK musik anak muda tidak hanya memuja cinta. Ada yang sangat memperdulikan kehidupan sosial dan sekitarnya dan mereka terpanggil untuk menyuarakannya dengan cara mereka. Terus terang dan tidak berpura-pura.

Grup musik "Jamrud" dari Bandung termasuk yang tidak memuja cinta. Mereka bukannya tidak berbicara cinta, tetapi bukan cinta cengeng.

Semua lagu yang mereka tulis berbicara tentang kehidupan sosial yang mereka tangkap, lalu secara lugas dengan gaya anak muda mereka tampilkan dalam lirik lagu.

Salah satu lagu jagoan mereka berjudul Putri, syarat dengan kritik sosial. Mereka memotret apa adanya, lalu dibangu megafon mereka antara lain bernyanyi:

Segala macam kau coba asal bau USA/Dari Red Lebel hingga tanpa BH/Tingkah Laku berubah serasa hidup di L.A./Dan kau pun bangga/Putri, sayang tubuhmu koq digratisin/Hanya untuk kejar satu kata/Biar dibilang... seksi.

Lirik lagu rock modern ini merupakan kritik pada kehidupan banyak "putri" (baca: gadis remaja) yang sudah begitu jauh tercabut dari akar ketimuran.

Gadis sekarang, misalnya, dilukiskan berani bercinta di Drive In (Ancol) sambil berakhir pekan, dan teman priamu mirip "junkis" di Los Angeles (L.A.).

Penafsiran

Penafsiran terhadap lirik lagu tersebut bisa macam-macam. Bisa saja dianggap tidak senonoh. Itu sangat tergantung pada penafsiran.

Namun Krisyanto (vokal). Aziz M. Siagian (gitar utama), Fitrah Alamsyah (gitar), Ricky Teddy (bas) dan Sandy Handoko (dram) yang menjadi anggota "Jamrud" tidak merasa ingin melecehkan perempuan.

Tampaknya, mereka ingin mengingatkan pendengarnya bahwa mulai muncul kecenderungan anak remaja kota besar yang hidup dengan norma "USA" yang sebenarnya terasa tidak pas.

Dengan momotretnya, mereka ingin menggugah agar putri kita tidak terlalu memuja yang berbau USA.

Gaya anak muda itu blak-blakan, tetapi tidak sampai mengorbankan kesopanan atau tata norma yang berlaku umum.

"Kalau liriknya urakan, SARA, jorok atau menyerang pribadi orang, saya ndak mau. Untuk lagu Putri, secara keseluruhan sarat dengan pesan moral," papar produser grup tersebut.

Dicekal

Namun perbedaan penafsiran mengenai lirik mereka susah dihindari. Tim sensor ANteve, telah menilai lagu Putri tidak menghormati kodrat perempuan. Dampaknya, videoklip lagu Putri tidak bisa ditayangkan di stasiun televisi yang banyak menayangkan musik itu.

Anak-anak "Jamrud" tidak terlalu memperdulikan pencekalan tersebut. Apalagi stasiun swasta lain seperti Indosiar, RCTI, SCTV dan TPI siap menayangkan videoklipnya.

Malah, TVRI yang selama ini sangat ketat dalam urusan sensor tak berkeberatan menayangkan videoklipnya. Pencekalan tersebut justru menghemat biaya promosi.

Bagi produsernya, sukses tidaknya pemasaran sebuah album tidak semata karena ditayangkan di televisi.

"Biar 1.000 kali ditayangkan di televisi, kalau ndak laku, ya, ndak laku. Dicekal, ya, ndak apa. Saya ndak protes kok. 'Kan kita bisa show di panggung," kilah produser itu.

Album Putri adalah yang kedua dari grup tersebut. Mereka menampilkan musik rock yang segar yang sudah berbeda dengan rock yang terjadi pada masa lalu.

Tema dan nuansa musiknya pun lebih kaya. Dalam sebuah lagu kita bisa melacak berbagai tema musik.

Bagi mereka, lagu-lagu yang mereka tulis dapat diibaratkan dengan sebuah kanvas, lalu mereka mewarnainya dengan macam-macam warna musik, mulai dari rock, metal, trash, alternatif sampai rap.

Cara Krisyanto menyanyi juga sudah tidak bersifat linear. Bisa membukanya dengan suara ngaum, lalu liar dan pada bagian tengah lagu suaranya tiba-tiba tampil sangat santun.

Malah dalam lagu Putri ia tampil agak mengejutkan. Dengan megafon ia menyanyi berteriak di depan mikrofon. Apa tidak edan gaya macam itu.

Rasanya mikrofon tidak cukup vokal untuk menyuarakan aspirasinya. Grup-grup "grunge" semacam ini memang cenderung berteriak kepada pendengarnya.

Mereka memang ingin didengar karena dalam pergaulan masyarakat mereka cenderung menjadi marginal. Mau tidak mau mereka harus berteriak agar dunia mendengar mereka. Bisa juga megafon itu hadir untuk genit-genitan.

Laku

Penjualan album kedua "Jamrud" cukup sukses di pasar. Dalam dua pekan saja sekitar 50.000 keping sudah habis terjual. "Angin musik rock sedang kencang.

Harapan saya, penjualan album ini bisa mencapai 200.000 keping," ujar Log. Albumnya sendiri sudah selesai diproduksi akhir tahun lalu, namun waktu edar yang tepat baru sekarang.

Sedangkan album pertama mereka Nekad kabarnya terjual dia tas 200.000 copy.

Tampaknya daya pikat dari album ini adalah musiknya yang terasa segar dibandingkan dengan musik kelompok rock lain yang ada di tanah air. Lirik-liriknya yang lugas juga menjadi daya pesona yang lain.

Produser kelompok musik ini berpendapat, anak muda yang menjadi konsumen utamanya cenderung untuk bicara transparan, apa adanya.

Mereka tidak ingin syair yang terlalu dalam dan susah dimengerti. Musik mereka terasa dinamis dan punya daya pikat. Buktinya, kasetnya cepat laku.

Album l: Ayam
Album Il: Putri

Warna Musik Rock Alternatif

Audio : Menyusul.......